( Bagian 1 )
Primbon yang disadur dari bahasa Jawa, yang berarti peruntungan, ternyata juga dipakai oleh orang Bugis di masa lalu, sebagai pedoman untuk menentukan bulan serta hari-hari baik untuk melakukan suatu kegiatan atau memulai suatu pekerjaan. Primbon versi Bugis ini, banyak dipengaruhi oleh budaya Islam dalam menentukan suatu pedoman, dengan memakai penanggalan Islam, serta jumlah hari yang ditentukan dengan peredaran bulan.
Primbon ini lebih akrab di masyarakat Bugis disebut sebagai Lontara, karena dulunya ditulis di atas daun lontar atau enau. Lontara tersebut telah disimpan bertahun-tahun oleh keluarga H. Syamsuddin, yang menurutnya, merupakan peninggalan nenek moyangnya yang berada di kabupaten Bone.
“Nenek kami dulunya adalah salah satu panrita (ulama) di kerajaan Bone” ujar H.Syamsuddin ketika ditemui MITOS di kediamannya, di Angkona kabupaten Luwu Timur. Dan dengan sukarela mengartikannya kepada MITOS untuk disampaikan sebagai salah satu pedoman hidup untuk masyarakat Sulawesi Selatan.
Adapun isinya adalah sebagai berikut :
Pedoman setiap bulan
1. Bulan Muharram
- Tidak bisa mendirikan rumah
- Tidak bisa melaksanakan pernikahan : Kalau dilaksanakan sering terjadi pertengkaran dalam rumah tangga.
2. Bulan Safar.
- Baik untuk mendirikan rumah : Selalu mendapat rezeki tiada
henti.
- Apabila dilaksanakan pernikahan rezeki selalu melimpah
3. Bulan Rabiul Awwal
- Apabila mendirikan rumah tidak pernah putus mendapatkan kesukaran hidup
- Seringkali mendapat duka cita.
- Apabila dilakukan pernikahan selalu mendapat kesusahan hidup berumah tangga.
4. Bulan Rabiul Akhir.
- Bagus untuk mendirikan rumah, selalu mendapat rezeki yang tiada henti.
- Apabila dilakukan pernikahan selalu berselisih faham antar suami dengan istri.
5. Bulan Jumadil Awwal.
- Apabila dilakukan pernikahan akan cepat akrab dan mesra
- Apabila mendirikan rumah akan murah rezeki.
6. Bulan Jumadil Akhir
- Apabila mendirikan rumah sering terjadi pertengkaran dalam rumah.
- Apabila dilakukan pernikahan akan murah rezeki.
7. Bulan Rajab.
- Apabila didirikan rumah sering terjadi kebakaran.
- Apabila dilakukan pernikahan akan cepat mendapat keturunan.
8. Bulan Sya’ban.
- Apabila mendirikan rumah rezeki tiada putus.
- Apabila melakukan pernikahan sering mendapat susah.
9. Bulan Ramadhan.
- Apabila mendirikan rumah, semua maksud akan tercapai / berhasil.
- Apabila dilaksanakan pernikahan akan menjadi melarat.
10. Bulan Syawal.
- Apabila mendirikan rumah, lambat selesai rumahnya. Walaupun cepat selesai namun sering terjadi kebakaran.
- Apabila dilakukan pernikahan akan sering terjadi pertengkaran.
11.Bulan Dzulkhaidah.
- Apabila mendirikan rumah, banyak memperoleh keturunan dan panjang umur.
- Apabila dilaksanakan pernikahan akan sering terjadi perselisihan dalam rumah tangga.
12.Bulan Dzulhijjah
- Bagus untuk mendirikan rumah.
- Apabila dilakukan pernikahan cepat mendapatkan harta.
- Apabila melakukan suatu kegiatan akan mendapat berkah.
Semua ini berpulang kepada Tuhan yang maha esa, ini hanya merupakan petuah dari orang-orang terdahulu yang pernah terjadi pada mereka secara berulang-ulang. Sehingga mereka memcatat kejadian tersebut diatas lontara untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup. Tak salah kiranya kita sebagai anak cucu untuk menjadikan perbandingan bagi keselamatan dan kesejahteraan hidup kita (MITOS/awing)
( Bersambung )
Berita Terkait: