Tokek, atau dalam bahasa Bugis Makassar disebut Tokke’, atau di dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama Tokay Gecko atau Tucktoo, adalah sejenis cecak besar yang memiliki nama ilmiah : Geckonidae, yang suka memangsa aneka serangga dan tikus kecil, ternyata mempunyai khasiat dan manfaat bagi kesehatan manusia yang diyakini masyarakat dapat menyembuhkan penyakit gatal pada kulit. Selain daging, darah dan empedu tokek juga diyakini bisa menjadi obat. Tak hanya itu, ternyata tokek juga berfungsi menjadi obat ampuh bagi penyakit AIDS. Obat AIDS tersebut terletak pada lidah Tokek.
Tokek sering digunakan dalam pengobatan tradisionalChina yang memiliki efek anti-tumor. Para ahli pengobatan China mengembangkan obat tumor dari organ tubuh Tokek, karena dalam organ tersebut mampu menekan pertumbuhan dan penambahan sel-sel tumor. Tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, China, menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan BFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker. Tokek efektif dimanfaatkan untuk menghilangkan tumor ganas, terutama tumor di bagian sistem pencernaan yang dijadikan sebagai alternatif pengobatan, yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Tokek sering digunakan dalam pengobatan tradisional
Untuk Gairah Sex
Maraknya penangkapan satwa tokek belakangan ini yang memang sedang banyak diburu dan harganya yang mahal, kini menjadi rumor baru bahwa tokek dapat menyembuhkan virus HIV/AIDS. Namun, sampai saat ini memang belum ada riset khusus mengenai hal ini, tetapi banyak masyarakat yang mempercayainya. Bahkan di beberapa daerah di Thailand , terdapat masyarakat yang mengkonsumsinya sebagai makanan ataupun obat penambah gairah seks.
Data WHO sejauh ini memang belum ditemukan obat untuk mengobati AIDS. Bila dilihat dari sisi kedokteran memang belum ada yang mengadakan penelitian khusus tentang khasiat Tokek. Namun bila diyakini bisa mengobati, atau setidaknya mencegah penyakit AIDS, tentu akan menjadi kemajuan besar dalam pengobatan tradisional. Namun medis memang diperlukan untuk menguji khasiat dan kandungan yang ada dalam tokek itu sendiri.
Tokek memiliki antibodi yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk menetralisir racun dalam tubuh yang kita kenal sebagai alergi dengan beberapa klasifikasi segala jenis alergi kulit ataupun alergi pernafasan, seperti asma, gatal-gatal, kudis, eksim dan lain sebagainya. Dan yang lebih utama manfaat dari Tokek terdapat pada pangkal ekornya yang memiliki kemampuan regenerasi sel, yang dipercaya bermanfaat untuk memulihkan tenaga dan mengganti sel tubuh yang rusak setelah sakit atau yang terutama dapat segera mengembalikan fungsi vitalitas pria setelah beraktivitas.
Penggunaan Tokek paling populer untuk mengobati penyakit asma dan dianggap dapat menyembuhkan penyakit tersebut secara efektif. Selain asma, Tokek diyakini dapat mengobati impotensi, meningkatkan fungsi seksual pria, serta meningkatkan stamina. Tak hanya itu, terkadang tokek juga dicampurkan dengan obat-obatan lain untuk menyembuhkan batuk dan flu. Dosis yang direkomendasikan adalah tiga sampai sembilan gram per hari, biasanya dikonsumsi dalam bentuk bubuk atau pil, bisa juga direbus dalam air.
Trend Berburu Tokek
Salah satu mitos yang berkembang, yang membuat tokek menjadi binatang yang diburu adalah, konon menurut kepercayaan tradisional Cina dan Jepang, tokek merupakan binatang yang membawa gen naga atau Herediter, sehingga dipergunakan sebagai media pemujaan terhadap para dewa. Karena naga sudah dianggap punah dan bereinkarnasi menjadi tokek, itulah mengapa dicari tokek yang berukuran 3 ons. Karena untuk ukuran 3 ons, tokek akan menampakkan sisik diatas punggungnya yang menyerupai naga.
Untuk mencari tokek ukuran 3 ons ternyata seperti mencari jarum dalam jerami, karena tokek ukuran tersebut sangat langka, pada umumnya tokek yang didapat hanya berkisar 1 sampai 2 ons saja. Selain itu yang menyulitkan bagi pemilik tokek adalah karena sangat sulitnya mendapatkan pembeli atau buyer. Seperti yang dialami oleh Dg. Liwang (38) yang sehari-harinya bekerja sebagai juru parkir dan pengumpul barang bekas.
Dia memiliki tokek yang telah mendiami kandang kambingnya sejak dia masih kecil. Tokeknya sudah berkali-kali dilihat dan dibawa ke pihak yang memgaku pembeli, akan tetapi tak ada yang membelinya. Pada umumnya yang datang hanya para makelar tokek, dan kadangkala ada pula yang memakai trik kotor, berupa timbangan yang sudah dimodifikasi sehingga apabila ada barang yang ditimbang beratnya tak melampaui 2 ons.
“Tokek ku ini pak, dari kecil ka sudah adami, pernah mi ditimbang beratnya 4,28 ons” ujar Dg.Liwang, ketika memperlihatkan tokek miliknya kepada MITOS, yang sedang berada di dalam kandang kambingnya. Hal ini diamini oleh Dg.Raba (33) yang menyaksikan langsung penimbangan tersebut. Dalam penimbangan itu tokek milik Dg.Raba juga turut ditimbang, tapi beratnya hanya berkisar 2,9 ons saja.
“Tokkek ku pak ! 2,9 ons ji beratnya, disuruh ka piaraki dulu” ujar Dg. Raba sembari menceritakan sejarah penemuan tokeknya yang memang cukup besar ukurannya ketika diperlihatkan kepada MITOS.
Fenomena tokek ini memang sangat menghebohkan, sehingga banyak orang yang beralih profesi menjadi pencari tokek. Seperti yang diceritakan Dg.Raga (41), Dia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai supir angkot selama 3 bulan, karena mencari hewan melata ini. “Saya pak, tiga bulan ka mencari tokek dan di rumahku masih ada tiga kandang tokek yang jumlahnya mencapai 40 ekor, tapi tak ada yang 3 ons, rata-rata 2 ons saja” kata Dg.Raga sewaktu diwawancarai MITOS di pangkalan supir angkot di bilangan Jl.Emmy Saelan.
Lain halnya yang dialami oleh Ali (25). Dia rela mencari tokek hingga ke Bantaeng. “Kasi masuk ki di majalah kanda, saya rela tinggalkan kerjaku kalo ada yang mau beli tokek dua ons, kucarikan ki, boss” ujar Ali yang akrab dipanggil Bolong oleh para sahabatnya.
Berbeda dengan kisah diatas yang rela mencari tokek dan meyakini ada pembeli tokek dengan harga mahal. Didik (30) belum yakin betul harga tokek yang selangit, karena menurut pengalamannya, tokek hasil tangkapannya hanya berharga Rp. 100.000. “Tidak ada pembeli tokek yang mampu membeli dengan harga jutaan boss, yang datang semua hanya makelar ji. Satu ji kupercaya pembeli yaitu pegawai TPR ka ji, karena dia yang beli tokekku” ujar Didik.
Pengalaman penjualan tokek dengan harga fantastis ternyata pernah dialami oleh Tahir (40) seorang guru honorer di desa Uloe kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone. Beberapa waktu yang lalu, Dia mendapatkan tokek di daerah perkuburan Tak’kae, beratnya 3 ons. Tokeknya pada waktu dibeli dengan harga 20 juta rupiah. Sekarang dia memelihara lebih dari 20 ekor tokek di rumahnya.
Harga Menggiurkan
Ternyata bisnis tokek yang menawarkan harga yang menggiurkan tak selamanya mulus, karena ada pula pengalaman yang sangat memilukan hingga berujung kematian. Seperti yang dialami Supriadi(36), ayahnya meninggal dunia selepas mencari tokek didaerah Tak’kae yang memang terkenal keramat. Ceritanya bermula ketika Tahir mendapat tokek di Tak’kae dan laku dijual 20 juta, membuat warga dikampungnya berbondong-bondong mencari tokek. Seperti pula ayah Supriadi yang mencari tokek di tempat keramat pada malam hari. Dia mendapat tokek yang jauh lebih besar dari yang didapat Tahir, tapi apa lacur belum lagi tokeknya dijual, bapak itupun meninggal akibat serangan jantung. Menurut paranormal, tokek yang didapat adalah piaraan mahluk halus di Tak’kae. Akhirnya karena keluarganya tak mau ambil resiko maka tokek tersebut dikembalikan ke tempatnya.
Fenomena Tokek memang sangat menghebohkan, karena hewan melata ini sangat spesifik dalam penanganannya. Adapun dibawah ini tips-tips mengenali tokek ukuran 3 ons, serta penangannya, yakni :
Ciri-ciri Tokek 3 ons :
1. Suaranya tidak nyaring lagi, hanya suara geraman yang keluar dari mulutnya.
2. Ukuran tubuhnya panjang sekitar 35 cm – 40 cm. Lebarnya lebih tiga jari orang dewasa.
3. Sisik pada punggungnya sudah nampak seperti parut.
4. Telah mampu menelan anak ayam.
Cara penanganan Tokek :
1. Jangan disentuh dengan tangan telanjang, sebaiknya menggunakan kaos atau kain tangan sebagai pelapis.
2. Pada salah satu kakinya diikat dengan helai rambut.
3. Carilah wadah dari bambu atau botol air mineral.
Hewan melata yang mirip cicak ini memang sangat menggemparkan masyarakat, karena harganya yang sangat mahal, tak salah kiranya hewan ini dijuluki Sang Fenomenal. (MITOS/awing/dari berbagai sumber)