Tongkat Ditancap ke Tanah, Air pun Menyembur
Sebuah sumur tua, terletak Antang, kec.Manggala, Makassar, tepatnya di dalam kompleks pemakaman ulama besar abad ke 16, I Lo’mo Ri Antang, di bilangan Jl.Antang Raya. Sumur itu popular disebut Bungung Lompoa, atau sumur besar. Artinya, sumur ini punya nilai kebesaran, sebab sepanjang musim hujan dan musim kemarau, airnya tetap saja normal, jernih, dan segar. Dalam sejarah peradaban masyarakat Antang dan sekitarnya, sumur itulah menjadi sumber mata air terbesar dan kesohor di seluruh negeri.
Siapa yang menggali sumur tersebut ?
Alkisah, kawasan Antang pada abad ke-16, mengalami musim kemarau yang sangat panjang, sehingga untuk mengambil air wudhu saja sangat sulit. Suatu hari, Lo’mo terlihat berdo’a, minta petunjuk kepada Allah untuk mengatasi kesulitan air bagi masyarakat.
Lalu dia berjalan dari rumahnya ke arah barat. Tak jauh dari rumah, Lo’mo singgah di tempat yang agak berbatu. Disitu dia berdo’a pula, lalu menancapkan tongkat kayu yang dipegangnya kedalam tanah. Setelah mencabut tongkat itu, serta-merta dari kubang bekas tongkat memancar air bersih dan menyegarkan. Dari pancaran air pertama kali, Lo’mo mengambil air wudhu, dan seterusnya sumur itu menjadi sumber air bagi masyarakat Antang dari abad kea abad.
Sumur itu sekarang masih digunakan oleh masyarakat umum untuk keperluan sehari-hari. Selain itu air sumur tersebut digunakan untuk mencuci benda-benda peninggalan dari Lo’mo.
Wali yang merupakan putra asli Sulawesi yang menjadi sahabat Datuk Paggentungan dan guru Syekh Yusuf ini, selain telah mewariskan ajaran agama, juga mewariskan sumur yang tak pernah kering sepanjang abad, yang dibuatnya hanya dengan menancapkan tongkat satu kali ke dalam tanah. Wali yang kemudian nyaris terlupakan (MITOS/zardi/awing)
Berita Terkait: