Kandole, adalah istilah yang diambil dari bahasa Tolaki, suku asli yang mendiami sebagian besar wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, yang berarti Hantu Perempuan. Kandole dapat disamakan dengan Kuntilanak di daerah Jawa, serta Leak di daerah Bali . Dan di Sulawesi Selatan sendiri yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Tenggara, biasa menyebutnya dengan sebutan Poppo’.
Asal-muasal munculnya Kandole di daerah itu, diakibatkan oleh karena banyaknya pembantaian dan penganiayaan terhadap kaum wanita di masa lalu, yang mengakibatkan banyaknya kaum wanita yang mati secara mengenaskan. Baik itu bunuh diri, maupun diperkosa terlebih dahulu kemudian dibunuh. Itulah yang menyebabkan kaum wanita yang terbunuh itu ruhnya menjadi gentayangan dan hanya mengganggu kaum lelaki, seperti yang dijelaskan oleh H.Yosandi (30), salah seorang guru sekolah kejuruan yang merupakan penduduk asli setempat, kepada MITOS.
Lain halnya yang didapatkan oleh tim gaib MITOS ketika melakukan penelusuran di daerah Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelusuran secara gaib yang cukup mendalam selama beberapa minggu, akhirnya dapat ditemukan fakta, bahwa Kandole sesubngguhnya adalah jenis mahluk halus yang berupa jin perempuan, yang mendiami hutan-hutan belantara yang ada di Sulawesi Tenggara.
Seperti juga manusia, bangsa jin juga mengenal adanya istilah kelompok atau suku tersendiri, Kandole sendiri merupakan kumpulan jin perempuan yang berdiri sendiri, dan tidak berkumpul dengan jin laki-laki. Seperti suku perempuan yang ada di sungai Amazone , Brazil .
Jadi untuk berkembang biak, mereka menculik jin lelaki untuk dijadikan suami. Bila ada jin lelaki yang mereka culik dan dijadikannya suami, para jin lelaki itu akan tunduk dan patuh kepada Kandole, mengingat para jin lelaki itu berada di daerah kekuasaan jin wanita yang bernama Kandole tersebut. Dengan kekuasaan Kandole di Sulawesi Tenggara ini, maka umumnya jin laki-laki tunduk dan takluk pada mereka.
Jangankan jin laki-laki, bahkan manusia berjenis kelamin laki-laki pun sangat mudah dipermainkan oleh Kandole. Mereka sangat senang ‘menyerang’ kelamin laki-laki. Dan setiap alat kelamin diserang akan membuat lelaki yang diserang itu mengalami orgasme.
Jadi Isteri Simpanan
Kandole juga sering dimanfaatkan oleh kalangan paranormal di daerah itu untuk mencelakai seseorang, apabila ada yang minta bantuan. Namun untuk menggunakan jasa Kandole dalam mencelakai seseorang, yang berkepentingan harus melakukan ritual pernikahan gaib dengan Kandole.
Dengan pernikahan gaib antara manusia dengan Kandole yang banyak berlangsung di daerah tersebut, maka Kandole kemudian banyak yang dijadikan isteri simpanan bagi kaum laki-laki di Sulawesi Tenggara.
Biasanya Kandole itu berwujud wanita yang sangat cantik, sehingga kaum lelaki dari kalangan manusia sering mengira mereka sebagai bidadari. Kebanyakan Kandole, apabila telah menjadi piaraan manusia, biasanya mereka diberi tempat di bubungan rumah, dan diberi ranjang pengantin agar dia betah berada disitu.
Kebiasaan Kandole yang banhyak menyerang kemaluan kaum lelaki, bukan karena suruhan seseorang, tetapi karena instingnya sebagai jin monoseksual yang memang senang menyerang kelamin pria sebagai permainan.
Untuk menghindari serangan mereka, maka secara tradisi, biasanya orang membawa obor atau lampu apabila keluar rumah pada malam hari. Bukan mereka takut kepada manusia, tetapi biasanya jin perempuan malu menampakkan wajahnya kepada orang yang akan diserang alat kelaminnya.
Pengalaman H.Syamsuddin H. (65) mantan karyawan PT.Aneka Tambang Pomalaa. Sewaktu muda dulu, dia memiliki hobi berburu Rusa. Suatua ketika dia berangkat untuk berburu di salah satu hutan di Pomalaa. Di tengah hutan, dia bertemu dengan seorang wanita cantik yang mengajaknya untuk berkenalan. Dan anehnya, sebab saat itu bagi Syamsuddin tak ada rasa takut dalam dirinya.
Setelah berkenalan, dia lalu diajak untuk ke kampung wanita itu. Syamsuddin juga mengiyakan permintaan wanita itu. Setibanya di kampung yang dimaksud, Syamsuddin menyaksikan deretan rumah yang amat bersih. Dan yang mengherankan bagi Syamsuddin, sebab semua penghuni kampung itu adalah wanita.
Selanjutnya, Syamsuddin diajak bertemu dengan pimpinan di perkampungan wanita itu, dan dia langsung ditawari untuk menikahi wanita yang tadi mengajaknya masuk ke kampong itu. Karena kebetulan Syam sudah menikah, dia menolak mentah-mentah tawaran tersebut. Namun sesaat kemudian Syam tertidur dan setelah tersadar, dia menemukan dirinya sudah ada di bawah sebatang pohon besar.
Rupanya kalangan Kandole juga punya etika yang baik. Ternyata Syamsuddin yang menolak kawin dengan Kandole dengan alasan sudah punya isteri, tidak sampai dicelakai, melainkan hanya dibuang keluar dari daerah perkampungan jin Kandole.
Jatuh Cinta
Lain halnya yang dialamai oleh sepasang suami istri yang minta dirahasiakan identitasnya. Pasturi yang tinggal di Makassar ini menceritakan kepada Ali dari MITOS perihal keinginan mereka untuk memperoleh seorang anak, yang menurut mereka sangat sulit didapatkan. Sebab sudah lebih dari tujuh tahun menikah, tapi tidak ada tanda-tanda akan memiliki keturunan. Padahal menurut dokter ahli kandungan, mereka berdua sangat memungkinkan untuk memiliki anak. Pasangan suami isteri ini juga ternyata dalam kondisi subur.
Dari keluh-kesah mereka, Ali pun coba menenangkan ; “Mungkin belum rejeki ta punya anak” Lalu, Ali menganjurkan untuk menemui tim gaib MITOS, untuk mendapatkan informasi, apakah ada sesuatu hal yang menghambat sehingga sulit memperoleh keturunan.
Dari hasil meditasi yang dilakukan tim gaib MITOS, ternyatra diketahui bahwa memang ada sedikit yang menghalangi pasturi ini dari segi gaib sehingga sulit mendapatkan keturunan.
Pada tubuh suami dari pasutri tersebut, ternyata tampak sesosok perempuan seperti hantu, atau setan seperti dalam film berjudul kuntilanak. Cuma anehnya, menurut tim, dari hasil komunikasi diperoleh informasi bahwa setan tersebut berasal dari Sulawesi Tenggara, Jin perempuan itu menaruh hati kepada suami pasutri itu tadi. Maklum saja karena pasutri tersebut pernah berdomisili di daerah Sulawesi Tenggara pada beberapa tahun yang lalu.
Tim gaib MITOS yang diminta bantuan oleh pasturi tersebut, kemudian dapat mengusir Kandole yang selama ini mengikuti suami pasturi tersebut. Hasilnya, kini pasturi itu sudah nampak bahagia, karena sebentar lagi anak pertamanya aka segera lahir.
Kandole yang jatuh cinta tersebut, ternyata ikut pada pasture itu untuk tinggal di Makassar , dan menghalang-halangi pasangan ini untuk mendapatkan keturunan.
Kandole & Wartawan MITOS
Ali, Wartawan MITOS yang ditugaskan ke Sulawesi Tenggara untuk melakukan investigasi menyangkut kehidupan dunia gaib Kandole, tepatnya di kawasan Dawi-dawi, Pomalaa, ternyata mendapatkan pengalaman yang menyeramkan.
Ketika Ali melakukan penelusuran tentang Kandole ditempat itu, apabila dia sudah mulai mencatat-catat keterangan yang disampailkan oleh sumber berita, selalu ada suara yang memanggil-manggil namanya. Suara itu berasal dari arah pohon tempat dia menginap.
Kejadian seperti itu terus berlangsung selama Ali berada di tempat tersebut. Bahkan lebih ekstrim lagi, pernah suatu saat lampu dalam kamarnya seperti ada orang yang mempermainkan saklarnya, sehingga lampu itu sebentar mati sebentar menyala.
Agaknya, Kandole yang memanggil-manggil Ali tersebut, sedang marah karena kehidupannya akan diberitakan, yang tentu saja akan mengungkap sisi jeleknya. Dia pun jengkel pada Ali, lalu mengganggunya selama Ali berada di kampong tersebut.
Bahkan Kandole yang marah tersebut, coba menampakkan dirinya dalam keadaan jelek. Rupanya, bila Kandole marah. Maka yang dia munculkan adalah wajahnya yang jelek, bukan dengan wajahnya yang cantik.
Seperti diketahui, bahwa bangsa jin dapat mengubah-ubah wajah dan penampilannya, sesuai yang dikehendakinya. Dia kadang mengecil, kadang juga tubuhnya membesar.
Dengan Siswa PKL
Arya (36), pada tahun1992 lalu, melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Sulawesi Tenggara. Arya dan teman-temannya sekitar 100 orang, siswa salah satu sekolah kejuruan terkemuka di Makassar , rupanya diwarnai dengan pengalaman menyeramkan di akhir perjalanan tugas mereka.
Awal kedatangan mereka ke Sulteng, memang belum ada kejadian yang berarti. Tapi menjelang dua bulan mereka berada di tempat itu, kejadian serta penyakit yang aneh-aneh mulai menjangkiti mereka. Di salah satu rumah yang mereka tumpangi, mereka tinggal sekitar 6 orang dalam satu kamar. Dalam semalam mereka berenam sering menderita penyakit aneh, yakni kaki mereka tertarik keatas tegak lurus, dan di kaki mereka ada sesuatu yang berlari-lari. Semua siswa mengalami hal seperti itu. Dan anehnya lagi, setelah peristiwa itu selesai berlangsung, selalu diakhiri dengan orgasme. Akibatnya, mereka para siswa ini sering saling ejek, apabila mereka baru saja dipermainkan mahluk halus seperti itu.
Mereka ini sebetulnya diperaminkan oleh Kandole, dengan menyerang alat kelamin para siswa tersebut.
Ketika itu Arya menginap di rumah tersebut untuk membuat laporan praktek. Sewaktu masuk ke dalam wc, lampu wc tiba-tiba berkedap-kedip. “Kalau saya masuk lampu wc berkedap-kedip. Kalau temanku tidak ji, Pak !” ujar Arya. Karena untuk kesekian kalinya lampu itu berkedap-kedip, maka Arya menantang sesuatu didalam wc. “Kamu kira saya takut sama kamu, tidak ji ! Keluar kamu Kalau kamu berani” tantang Arya seraya memandangi langit-langit wc.
Ajaibnya, ternyata tantangan Arya diterima mahluk itu. Arya mendengar suara yang menyuruh keluar rumah untuk menerima tantangan. Diapun beranjak ke belakang rumah mengikuti arah panggilan suara itu. Ketika Arya memandang keluar rumah dari terali jendela, nampak dua bola mata sebesar telapak tangan bayi yang berwarna merah menyala, seperti bara api dan lidah yang menjulur sangat panjang seperti lidah ular. Yang tampak hanya mata dan mulut saja, sedangkan suaranya seperti tersengal-sengal seakan ingin menerkam. Tentu saja Arya tak berani mendekat.
“Pada waktu itu sekujur tubuhku menggigil ketakutan, tapi kutahan karena saya lebih takut kalau saya lari, bisa jadi sakit” kata Arya. Keesokan malamnya lebih seram lagi, karena di sekitar rumah itu dikelilingi oleh mahluk yang mencakar-cakar pintu dan jendela. Apabila diintip keluar maka yang nampak adalah seekor anjing yang aneh, tubuhnya transparan, sehingga vas bunga yang ada di belakangnya jelas terlihat. Esok harinya di pintu dan jendela terlihat jelas bekas cakaran di kuseng jendela serta di daun pintu. Cakaran itu sangat tajam memotong-motong kuseng jendela dan daun pintu. Kalau hanya seekor anjing itu tidak memungkinkan karena kuku anjing termasuk tumpul.
Semua pengalama Arya tersebut, agaknya adalah ulah Kandole yang senantiasa mengusik mereka selama melaksanakan PKL. Fenomena jin Kandole – kelompok hantu cantik - di Sulteng, agaknya memang sudah melegenda di kawasan Sulawesi Tenggara, yang sasarannya hanya untuk menggoda, jatuh cinta, dan atau justeru mengganggu kaum lelaki (ali/awing)
Berita Terkait: